Kamis, 02 Mei 2013

[INFO SEHAT] Kenali Warna & Bentuk Feses Bayi

Kebanyakan ibu yang baru melahirkan selalu berpatokan bahwa kesehatan bayinya terletak pada kegiatan buang air besarnya (BAB). Tak hanya soal frekuensi dan warna, bentuk feses yang berbeda dari biasanya pun kerap menimbulkan kecemasan tersendiri.

Secara medis ada enam warna feses yang dihasilkan oleh bayi memang bisa dijadikan indikator normal atau tidaknya sistem pencernaan bayi tersebut. Warna feses tersebut adalah kuning atau cokelat, hijau, merah, dan putih atau keabu-abuan.

Nah, sebelum Anda semakin cemas, sebaiknya simak penjelasan berikut ini.

Warna feses

Feses berwarna kuning
Secara medis, feses berwarna kuning cerah dan cemerlang diindikasikan sebagai feses yang normal. Warna feses kuning normal ini dimiliki oleh bayi yang mendapatkan ASI secara eksklusif. Feses ini biasanya disebut dengan golden feses. Namun ini bukan berarti feses bayi yang tidak mendapatkan ASI tapi amendapatkan susu formula juga tidak bisa bagus. Biasanya warna feses bayi dengan susu formula atau ASI tapi dicampur dengan susu formula maka feses bayi cenderung kuning lebih gelap atau kuning tua, agak cokelat, cokelat tua, kuning kecoklatan atau cokelat kehijauan.


Feses berwarna hijau
Feses berwarna hijau juga termasuk kategori normal. Namun dengan catatan, warna feses bayi juga tidak boleh terus menerus berwarna hijau tapi sesekali warna feses bayi harus juga kuning. Jika terus menerus berwarna hijau, maka ada yang salah dengan cara ibu memberikan ASI. Warna feses hijau cenderung membuat bayi buang gas terlalu sering (kentut terus) sehingga bisa membuat bayi merasa tak nyaman (kolik).


Feses berwarna Merah
Warna merah pada feses bayi bisa disebabkan adanya tetesan darah yang menyertai. Bentuknya fesesnya pun bisa cair ataupun menggumpal. Selanjutnya dokter yang menangani akan melakukan observasi apakah apakah warna merah tersebut disebabkan darah dari tubuhnya sendiri atau dari ibunya. Bila ternyata warna merah pada feses bukan dari ibu akan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Ada dua penyebab kondisi ini, yaitu alergi susu formula atau telah terjadi invaginasi (penyumbatan pada usus) Kedua penyebab ini harus segera mendapatkan penanganan medis dengan cepat. Jika ternyata bayi mengalami invaginasi, maka solusinya adalah operasi.


Feses berwarna putih atau agak keabua-abuan
Baik dalam bentuk encer atau pada, jika feses bayi yang baru lahir berwarna kuning pucat atau putih keabu-abuan maka ibu harus waspada. Warna putih pucat ini menunjukkan gangguan pada hati atau penyumbatan saluran empedu, Segera bawa ke dokter untuk mendapatkan penganan secepatnya.


Bentuk feses
  1. Saat baru lahir, bentuk feses bayi menyerupai aspal lembek. Zat buangan ini berasal dari pencernaan bayi yang dibawa dari kandungan. Setelah itu, feses bayi bisa bergumpal-gumpal seperti jeli, padat, berbiji (seeded) dan bisa juga berupa cairan.
  2. Feses bayi yang diberi ASI eksklusif biasanya tidak berbentuk, bisa seperti pasta/krem, berbiji (seeded), dan bisa juga seperti mencret/cair.
  3. Feses bayi yang diberi susu formula berbentuk padat, bergumpal-gumpal atau agak liat dan merongkol/bulat. Berbeda dengan bayi yang mengkonsumsi ASI, bayi yang mengonsumsi susu formula kadangkala akan mengalami sembelit atau susah buang air besar. Curigai jika bayi yang mengkonsumsi susu formula bentuk fesesnya cair.

Frekuensi buang air besar (BAB)
Paling penting untuk dipahami adalah bahwa frekuensi BAB pada setiap bayi pasti berbeda-beda. Bahkan, bayi yang sama pun, frekuensi BAB-nya akan berbeda di minggu ini dan minggu depannya. Asalkan tidak menganggu proses pertumbuhannya, maka ibu tak pelu cemas. Bagi bayi yang mendapatkan ASI ekslusif biasanya bisa tidak BAB hingga seminggu lamanya. Tak perlu cemas, hal ini karena memang tidak ada ampas makanan yang harus dikeluarkan. Jadi bukan karena gangguan sembelit.

sumber: http://www.conectique.com/tips_solution/parenting/health/article.php?article_id=6396

copyfrom: hhbf

[INFO SEHAT] Serba-serbi Sembelit pada Bayi

Fakta Tentang Bayi Sembelit

Bayi yang tidak mendapat ASI eksklusif rentan alami sembelit. Menurut dr. Tanya Remer Attmann, dokter anak dan penulis buku “The Wonder Years: Helping Your Baby and Young Child Successfully Negotiate the Major Developmental Milestones”, bayi yang diberi ASI eksklusif, normal bila pup setiap kali selesai disusui selama minggu-minggu pertama. Pola pup seperti ini tergolong normal bila masih berlangsung hingga ia berumur 1 tahun. Beberapa bayi umur 3-4 minggu, ada yang sudah tidak lagi pup setiap kali selesai diberi ASI. Kondisi ini pun normal selama pola pup bayi demikian.

Disebut sembelit jika:
  • Si kecil tidak pup secara teratur. Memang belum ada pantokan frekuensi pup yang normal, tapi paling tidak Anda akan mengenal pola sementara pup berdasarkan kebiasaannya.
  • Pup keras dan sulit keluar sehingga memaksa si kecil mengejan, dan ini menimbulkan rasa sakit.

Penyebabnya. Bayi di bawah setahun sering mengalami gangguan pencernaan, karena sistem pencernaannya belum matang. Kadang bayi mengalami diare, tapi seringkali sebaliknya, yaitu sembelit. Sejumlah penyebabnya adalah:
  • Konsumsi susu formula berlebihan. Ini biasanya dialami bayi-bayi yang tidak mendapat ASI eksklusif.
  • Kebanyakan makanan dan minuman yang difortifikasi zat besi (Fe). Misalnya, karena bayi menderita anemia.
  • Sedang dalam masa peralihan. Misalnya, dari ASI eksklusif ke makanan padat pertama.
  • Kurang makanan berserat. Ini dialami bayi yang sudah makan makanan padat pertama.
  • Kurang konsumsi cairan. Kerap terjadi pada bayi-bayi yang sudah mulai diberi susu formula dan makanan padat.
  • Sering menahan keinginan pup. Misalnya, karena bayi merasa tidak nyaman, enggan duduk di pispot, atau keasyikan bermain.

Atasi Bayi SembelitAtasi dengan:
  1. Tekuk kedua paha si kecil ke arah perut. Ini akan meningkatkan tekanan di dalam perut dan menyebabkan kotoran terdorong keluar.
  2. Lakukan pijatan di bawah pusar secara lembut dan konstan selama 3-5 menit. Ini akan merangsang timbulnya rasa ingin buang air besar (BAB).
  3. Segera bawa si kecil ke dokter, bila kedua upaya tersebut tidak membuahkan hasil.

Kiat menghindari sembelit:
  1. Beri bayi ASI eksklusif (hanya ASI, tanpa tambahan makanan atau minuman lain) selama 6 bulan pertama.
  2. Pilih susu formula yang tepat sehingga tidak memicu sembelit, jika bayi terpaksa diberi susu formula. Konsultasikan dengan dokter anak Anda atau dokter ahli gizi anak.
  3. Beri cairan seperti air putih, kuah sayur atau jus buah dalam jumlah cukup, bila bayi telah lewat masa ASI eksklusif. Minimal 2-3 gelas sehari.
  4. Perbanyak pemberian makanan berserat tinggi, seperti sayuran, buah-buahan (dalam bentuk puree) dan serealia.
  5. Latih si kecil pup secara teratur, bila sudah dapat duduk sendiri. Misalnya, minta dia untuk duduk di atas pot-nya selama minimal 10 menit pada waktu yang sama setiap hari. Lebih baik lakukan latihan ini setelah dia makan. Anda dapat membacakan buku cerita atau memperdengarkan lagu anak-anak agar dia tidak bosan.
  copyfrom:hhbf